Sabtu, 28 Mei 2011

Twilight Portrait





entah bagaimana semestinya
ku agungkan fajar senja di ufuk
bila harus menanti sebentuk syair
dalam pukulan gerimis

berlalu lalang, bak ilalang bertebaran
merogoh tangan-tangan kedinginan
dengan sayup mata berbinar
melewati penghabisan potret senja

entah bagaimana seharusnya
ku agungkan kesetiaan di celah-celah senja datang
bila harus menunggu sebait sajak
dalam area pahatan rinai hujan

cuplikan demi cuplikan
berargumen sepadan
tertarik pada putaran senja
yang tak habis menghadirkan kisah

0 komentar:

Posting Komentar

Love is...
© Simple Love - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace - Blogger Styles | Credit Card Offers